Kolom Inspirasi

Pahamilah kata-kata bijak yang diajarkan oleh orang-orang bijak dan laksanakanlah dalam kehidupanmu sendiri. Hidupkanlah kata-kata itu tapi jangan pernah memamerkan kutipan-kutipannya, karena dia yang mengucapkan tanpa memahami sama seperti keledai yang mengangkut buku-buku. (kahlil Gibran)

My Photo
Name:
Location: Semarang, Jawa Tengah, Indonesia

Selalu berusaha to be positive dalam segala hal

Wednesday, November 29, 2006



Saya percaya akan adanya matahari,
bahkan ketika matahari itu tidk bersinar.
Saya percaya akan kasih sayang,
bahkan ketika saya tidak merasakannya.
Saya percaya akan Tuhan,
bahkan ketika Dia diam.


(ditulis di sebuah kamp konsentrasi)

Pedulikah kau..?
Aku lapar, dan kau mendirikan lembaga kemanusiaan
untuk mendiskusikan rasa laparku
Terima kasih
Aku dipenjara, dan kau diam-diam pergi ke gereja
untuk mendoaakan kebebasanku
Sungguh baik
Aku telanjang, dan kau mempermasalahkan aspek moral dari penampilanku
Apakah ada gunanya?
Aku sakit, dan kau berlutut dan bersyukur kepada Tuhan atas kesehatanmu
Padahal aku membutuhkanmu
Aku seorang tuna wisma, dan kau mengkotbahiku tentang naungan kasih Tuhan
Kuharap kau membawaku pulang bersamamu
Aku kesepian, dan kau meninggalkankuseorang diri untuk mendoakanku
Mengapa kau tak tinggal menemaniku?
Kau tampak begitu suci, begitu dekat dengan Tuhan;
namun aku masih tetap lapar, kesepian, dingin dan menderita
Pedulikan kau?
(anonim)

Saturday, November 25, 2006

Tuhan adalah...

Tuhan adalah Cahaya yang lebih cemerlang daripada beribu-ribu matahari yang disatukan. Tuhan adalah melodi yang mengisi jiwa kita dengan segala kebahagiaan dan kepuasan, tak peduli dimana pun kita berada, tak peduli ras atau kebangsaan apa, tak peduli kita berasal dari latar belakang atau agama apa. Dan jika kita ingin menyentuh Tuhan sebagai salah satu di antara kita, Dia bahkan mewujudkan diri-Nya di antara kita; misalnya, Yesus, Buddha, Muhammad, para Guru Sikh, atau Guru-guru Krishna. Ini semuanya adalah perwujudan Tuhan secara individual, perorangan untuk kita kasihi, kita lihat, kita sentuh dan kita percayai.
(maha guru Ching Hai, 2000)